Rabu, 06 Januari 2010

Hal-hal Yang Diperlukan Dalam Memasuki Dunia Kerja

Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu bisa bermacam-macam, berkembang dan berubah, bahkan seringkali tidak disadari oleh pelakunya. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapainya, dan orang berharap bahwa aktivitas kerja yang dilakukannya akan membawanya kepada suatu keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaan sebelumnya.

Pekerjaan ialah kegiatan fisik dan mental manusia untuk menghasilkan barang atau jasa bagi orang lain maupun dirinya yang dilakukan atas kemauan sendiri dan atau dibawah perintah orang lain dengan menerima upah atau tidak. Dalam pengertian ini tercakup setiap pekerjaan yang dijalankan atas dasar borongan dalam suatu perusahaan, baik oleh orang yang menjalankan sendiri maupun orang yang membantunya.

Pengertian Pekerjaan berdasarkan Klasifikasi Jabatan Nasional adalah sekumpulan kedudukan yang memiliki persamaan kewajiban atau tugas-tugas pokoknya. Satu pekerjaan dapat diduduki oleh satu orang atau beberapa orang yang tersebar di berbagai tempat.

Setidaknya terdapat beberapa pengertian bekerja yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

§ Bekerja adalah aktifitas dasar yang menyangkut kebutuhan dasar manusia untuk mendapatkan nafkah kebutuhan diri sendiri dan keluarganya

§ Bekerja adalah tanggung jawab sosial yaitu kesanggupan memenuhi kebutuhan dasarnya tanpa menggantungkan atau mengganggu orang lain

§ Bekerja adalah aktivitas perwujudan diri akan kemampuan seseorang, kreativitas dan percaya diri, sehingga timbul rasa puas karena adanya perasaan diperlukan oleh orang lain

§ Bekerja adalah cara mendapatkan penghasilan secara aman untuk memenuhi kebutuhan hidup secara finansial

Jadi nyatalah bahwa keinginan untuk mempertahankan hidup merupakan salah satu sebab yang terkuat yang dapat menjelaskan mengapa seseorang bekerja. Melalui kerja kita memperoleh uang dan uang tersebut dapat dipakai untuk memuaskan semua tipe kebutuhan. Kebutuhan itu baik kebutuhan fisiologis dasar, seperi makan, minum, tempat tinggal, pakaian dan sejenisnya. Maupun kebutuhan-kebutuhan sosial, kebutuhan yang timbul dalam hubungan atau interaksi seseorang dengan lingkungan.

Sementara yang dimaksud dengan tenaga kerja / pekerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan atau kegiatan baik fisik maupun non fisik didalam hubungan kerja maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau kebutuhannya sendiri.

Selama ini pengertian dan pemahaman masyarakat tentang pekerjaan cenderung menunjuk pada jenis pekerjaan di lapangan kerja formal. Mereka yang dianggap bekerja hanya terbatas pada pegawai atau karyawan yang mempunyai kantor, setiap hari berangkat kerja, dan menerima gaji pada akhir bulan. Padahal dalam lapangan kerja informal kenyataannya banyak menampung dan menyerap tenaga kerja justru kurang mendapat perhatian dari para pencari kerja. Lapangan kerja informal biasanya dijadikan pilihan terakhir setelah mereka gagal memasuki lapangan kerja formal.

LAPANGAN KERJA FORMAL DAN INFORMAL

Lapangan kerja dapat dibedakan menjadi lapangan kerja formal dan lapangan kerja informal. Lapangan kerja formal adalah lapangan kerja yang keberadaannya diatur dan dilindungi oleh peraturan ketenagakerjaan, misalnya Pegawai Negeri Sipil (PNS), ABRI, karyawan perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Pegawai Negeri Sipil adalah pegawai yang bekerja pada instansi Pemerintah berdasarkan peraturan Pegawai Negeri Sipil, termasuk didalamnya adalah Pegawai Negeri Sipil di Departemen, Pemerintah Daerah, BUMN, dan lain-lain. Sementara Pegawai Swasta adalah pekerja / pegawai yang bekerja pada perusahaan swasta berdasarkan peraturan ketenagakerjaan, termasuk di dalamnya pegawai bank swasta dan perusahaan swasta.

Sistem penerimaan pegawai / karyawan dalam lapangan kerja formal sangat memperhatikan hal-hal berikut :

§ Tingkat pendidikan

§ Pengalaman kerja

§ Keahlian / kompetensi

§ Performance / penampilan

§ Usia

Seseorang dalam melakukan pekerjaan formal biasanya diatur dengan peraturan yang berlaku secara umum maupun khusus bagi instansi / perusahaan yang bersangkutan. Untuk memperoleh kesempatan menduduki jabatan yang lebih tinggi atau mencapai posisi puncak, pegawai / karyawan harus melalui tahapan yang telah dirumuskan dalam jenjang karier / struktur jabatan dan memenuhi persyaratan-persyaratan yang berlaku.

Sementara lapangan kerja informal adalah lapangan kerja yang keberadaannya atas usaha sendiri dan upah tidak terjangkau oleh peraturan ketenagakerjaan, termasuk didalamnya usaha mandiri, pedagang, peternak, petani, nelayan, tukang kayu / bangunan, tukang jahit, jasa profesi mandiri, dan sebagainya.

Setiap tenaga kerja dapat memasuki lapangan kerja informal karena jenis pekerjaan ini tidak menuntut persyaratan khusus atau spesifik. Modal utama untuk bekerja dalam lapangan kerja informal adalah :

§ Tekad

§ Kemauan dan kesungguhan

§ Ketrampilan

Dengan modal itulah maka faktor-faktor lain bersifat mendukung kelanjutan usaha dapat diupayakan seperti modal, ketrampilan, relasi, pengalaman, dan lain-lain.

Dalam melakukan pekerjaan informal seseorang akan menangani seluruh proses kerja, ia akan bertindak sebagai perencana, pelaksana, sekaligus sebagai pengontrol karena semua itu akan menjadi kewenangan dan tanggung jawabnya. Mereka bekerja secara bebas sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.

Banyak kisah sukses dari tokoh-tokoh terkenal yang dimulai dengan merintis usaha pada sektor informal. Dengan berkembangnya usaha yang dikelola mereka dapat menciptakan lapangan kerja yang menyerap pekerja dalam jumlah besar. Berdasarkan keberhasilan mereka dalam mengatasi usaha atau melakukan pekerjaannya sangat tergantung pada mereka sendiri.

Pekerjaan Sosial dan Pengabdian

Pekerjaan sosial ialah pekerjaan yang berhubungan dengan menolong orang dan bersifat kemanusiaan misalnya pada organisasi, lembaga sosial dan kemasyarakatan misalnya panti asuhan, panti jompo, dan lain-lain.

Pekerjaan pengabdian adalah pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih bersifat pengabdian misalnya penjaga masjid, gereja, pengurus RT / RW, abdi dalem keraton, dan lain-lain.

Pekerjaan Hiburan

Pekerjaan hiburan adalah pekerjaan yang dilakukan baik dalam hubungan kerja atau di luar hubungan kerja baik formal maupun informal yang menghasilkan berupa jasa yang membuat orang lain atau masyarakat merasa terhibur misalnya artis, pelawak, pelatih binatang sirkus, tukang sulap, dan lain-lain.

Sebenarnya Untuk Apa Kita Kerja ?

Pertanyaan ini nampaknya merupakan suatu pertanyaan yang cukup sederhana dan sementara ini dianggap sebagai pertanyaan yang kurang layak diajukan, sehingga banyak orang yang mengabaikannya. Namun sebenarnya masalahnya tidak demikian karena pertanyaan tersebut seringkali sulit untuk menjawabnya.

Dalam suatu wawancara seleksi bagi penerimaan pegawai, bila seorang interviewer menanyakan pertanyaan tersebut kepada calon karyawan, jawaban yang muncul seringkali adalah jawaban yang ideal, seperti ingin mengabdi kepada bangsa dan negara, ingin mengamalkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan di bangku sekolah, atau ingin menambah pengalaman. Bahkan sampai pada jawaban yang sangat sederhana seperti mau coba-coba.

Hakekat kerja ialah mempertahankan kelangsungan hidup disamping bertujuan untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik, berarti seseorang mempunyai target kepuasan yang harus dicapai. Faktor pendorong yang menyebabkan manusia bekerja adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi.

Jawaban untuk apa kita kerja sangat bergantung bagaimana seseorang memaknai arti kata “Bekerja” itu sendiri. Disamping bagaimana seseorang mengembangkan dan memahami budaya kerja, ethos kerja dan disiplin kerja. Demikian pula dengan bagaimana individu merencanakan dan mengembangkan karirnya.


BUDAYA KERJA

Beberapa Pengertian untuk memahami budaya kerja, ethos kerja dan disiplin kerja berikut ini :

· Budaya Kerja, adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang menjadi kebiasaan dalam bekerja, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karya yang bersifat produktif yang terbentuk menjadi suatu norma sehingga apabila seseorang melanggar akan mendapat sangsi baik cibiran (menjadi omongan orang), administrasi maupun bentuk lainnya.

· Ethos Kerja, adalah jiwa dan semangat kerja yang didasarkan oleh cara pandang yang menilai pekerjaan sebagai pengabdian terhadap diri sendiri, masyarakat dan Tuhan Yang Maha Esa.

· Disiplin Kerja, adalah sikap yang diwujudkan dalam ketaatan melakukan kegiatan secara teratur sesuai ketentuan dan peraturan kerja yang berlaku yang tumbuh karena dorongan dalam diri sendiri.

Memahami Budaya Kerja

Budaya Kerja dikenal dan dilaksanakan oleh umat manusia sudah sejak zaman dahulu kala, namun belum disadari bahwa keberhasilan kerja berakar pada nilai-nilai perilaku yang menjadi kebiasaan tersebut bermula dari adat istiadat, agama, norma-norma dan lain-lain yang kemudian tercermin menjadi cita-cita dan tindakan yang diwujudkan dengan kerja / bekerja.

Budaya Kerja menjadi terkenal dipelajari setelah Jepang mencapai kemajuan yang fantastis setelah negaranya hancur akibat perang Dunia II. Prof. Dr. Kauro Ishikawa mengkombinasikan budaya kerja dari unsur-unsur budaya yang dimiliki bangsa Jepang dengan teknologi dan manajemen modern yang dikenal dengan TQC dan TQM. Hal ini diikuti dan dipelajari oleh negara di Asia seperti Hongkong, Cina, Taiwan, Korea, Malaysia, Singapura dan Indonesia.

TQC = Total Quality Control = Pengendalian Mutu Terpadu

Adalah suatu produk dihasilkan mengacu pada mutu / kualitas dengan memperhatikan selera, kebutuhan konsumen sehingga produk yang dihasilkan akan disenangi dan dapat bersaing di pasar.

TQM = Total Quality Management = Pengendalian Mutu Manajemen Adalah suatu sistim manajemen yang terkendali secara seksama sehingga nilai-nilai yang ada dapat menjadikan acuan dalam membentuk perilaku manajemen yang pada akhirnya dapat menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan baru.

Nilai-nilai Budaya Kerja

  • Kerja Cerdas : Bekerja dengan tidak mengandalkan kekuatan otot semata tetapi mengandalkan akal / pikiran dengan output kecil diharapkan input lebih besar. Lain halnya dengan kerja keras, dimana input = output.

Contoh : Seorang petani bekerja keras mencangkul sawahnya sehari dapat menyelesaikan 10 m tetapi kalau kerja cerdas petani tersebut akan menggunakan teknologi dan manajemen sehingga akan menghasilkan jauh lebih besar atau lebih luas.

  • Ulet dan Disiplin : Ulet dan Disiplin adalah suatu kondisi kerja yang harus dilaksanakan oleh seorang pekerja dalam rangka meningkatkan produktifitas, sehingga akan terwujud budaya kerja yang diinginkan.
  • Dinamika : Adalah suatu kondisi yang cekatan dilakukan oleh seorang pekerja dalam rangka menciptakan suasana kerja yang lebih fleksibel dan luwes sehingga menghasilkan suatu produksi yang lebih baik.
  • Termotivasi : Seorang pekerja memerlukan dorongan baik dari diri sendiri maupun dari orang lain, sehingga dalam melaksanakan pekerjaan ia akan sungguh-sungguh menciptakan suasana kerja yang produktif, karena ia mempunyai dorongan dari diri sendiri yaitu kemajuan untuk memenuhi kebutuhannya dan kebutuhan orang lain yang dapat menimbulkan kepuasan kerja bagi dirinya.
  • Inovatif – Pasar : Adalah merupakan sikap seorang pekerja yang dapat melihat peluang pasar yang ada guna mengadakan pembaharuan dan perubahan dalam rangka melaksanakan proses suatu pekerjaan ke arah produktifitas.
  • Tanggung jawab : Merupakan salah satu faktor penting dalam melaksanakan pekerjaan, dengan mempunyai rasa tanggung jawab yang besar akan menghasilkan pekerjaan yang lebih baik, sehingga akan meningkatkan kesejahteraan.

PENGEMBANGAN KARIER

Karier merupakan suatu kondisi yang sangat diperlukan oleh karyawan / pekerja, karena dengan peningkatan karier seseorang dapat merubah pendapatan dan prestise dalam suatu pekerjaan. Bagi seorang karyawan setelah melewati masa kerja disertai dengan pengembangan karier maka orang tersebut akan mempunyai kesempatan yang lebih luas dalam mencapai suatu posisi puncak.

Setiap perusahaan didorong untuk menyusun struktur jabatan dengan uraian tugas dan syarat jabatan yang jelas jalur dan jenjang karier baik struktural maupun fungsional (keahlian).

Program pengisian jabatan yang tepat pada tenaga kerja yang tepat, program ketenagakerjaan untuk alih tugas dan promosi serta program pendidikan dan latihan kerja untuk mendukung program ketenagakerjaan.

Landasan pengembangan karier adalah :

1. Tekun, Ulet dan Pengalaman

2. Pendidikan dan Pelatihan

Tekun, Ulet dan Pengalaman

Selain pendidikan (formal) dan latihan kerja bagi seseorang yang akan dan sudah memasuki dunia kerja harus memperhatikan dan melaksanakan ketekunan, keuletan, kedisiplinan, serta kreatifitas, dan selalu menimba pengalaman, hal ini akan berkaitan dan berpengaruh dengan :

· Produktivitas

· Konsentrasi

· Kompetisi

· Daya Kreatif

Disebutkan pula, dalam rangka pengembangan karier faktor tekun, ulet dan pengalaman merupakan kualitas pribadi.

Produktivitas, salah satu aspek yang sangat penting dari produktivitas kerja adalah pengakuan. Apabila suatu hasil kerja seseorang tidak memperoleh pengakuan yang diinginkan, maka produktivitasnya akan menurun. Sesuatu yang perlu diingat untuk meningkatkan produktivitas kerja adalah :

- Bekerja sesuai dengan rencana kerja

- Belajar dan diskusi dengan orang yang lebih berpengalaman

- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kerja yang telah dimiliki.

Konsentrasi, suatu perpaduan fisik dan psikis yang seimbang dan searah pada seseorang, yang dapat menimbulkan sinergi untuk mencapai tujuan secara optimal. Konsentrasi bisa dikembangkan melalui latihan terpadu antara fisik dan kejiwaan dengan bekerja sungguh-sungguh. Latihan teratur akan menghasilkan dampak yang diharapkan.

Kompetisi, tantangan nyata di waktu bekerja antara lain kompetisi. Sisi positif kompetisi kerja berdampak spirit bagi seseorang untuk lebih berkualitas. Sebaliknya bila seseorang kurang siap menghadapi kompetisi perlu diberikan pembekalan bagi orang tersebut, yaitu :

- Mensugesti diri yang positif (sebut : saya harus berhasil dalam pekerjaan)

- Kendalikan keseimbangan antara fisik dan kejiwaan yang searah

- Optimis dalam melakukan kegiatan

Daya Kreatif, memiliki daya kreasi itu merupakan suatu keberuntungan yang berarti bekal hidup yang tak ada habis-habisnya. Namun demikian kreativitas hendaknya jangan dibiarkan begitu saja, harus ditekuni. Apabila kreativitas seseorang ditekuni dengan sungguh-sungguh niscaya sukses akan menyertai perjalanan kariernya.

Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan formal merupakan jalur yang sangat penting untuk membangun dan mengembangkan pengetahuan, bakat, kepribadian, sikap mental, kreativitas penalaran dan kecerdasan seseorang.

Bagaimanapun seseorang yang telah memiliki pendidikan tinggi (pendidikan formal) tidak seharusnya berhenti belajar setelah menamatkan sekolahnya, karena belajar adalah suatu kebutuhan dalam proses kehidupan. Dalam rangka pengembangan karier, maka program latihan kerja harus dilaksanakan secara kontinyu dan dinamis. Hal ini untuk menyeimbangi pendidikan formal dengan keahlian yang harus dimiliki dalam memasuki dunia kerja. Maka solusi yang tepat untuk itu adalah program pelatihan.

Peranan latihan kerja dilaksanakan dengan maksud :

- Menjembatani dunia pendidikan dan dunia kerja untuk memenuhi syarat jabatan

- Untuk menambah keahlian dan pengalaman sesuai dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih

- Untuk menyesuaikan kemampuan yang dituntut dalam syarat jabatan baru

- Untuk mempersiapkan pengalihan tugas dan promosi

- Untuk menciptakan kondisi kerja yang tidak menjenuhkan dan merupakan suatu penyegaran